KULIAH PERDANA MAHASISISWA BARU TAHUN AKADEMIK 2019/2020

Jakarta- Dalam rangka penyambutan mahasiswa baru, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA menggelar   kegiatan yang dikemas dalam bentuk kuliah perdana yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 07 September 2019 di Kampus FKIP Jl. Tanah Merdeka, Kampung Rambutan, Pasar Rebo – Jakarta Timur. kuliah perdana yang dihadiri oleh kurang lebih 5.332 mahasiswa baru.  Jumlah mahasiswa baru tersebut tersebar ke 9 Fakultas dan 30 Program studi yang terdiri dari  jenjang program Diploma (D3), Sarjana (S1).

Turut hadir Badan Pembina  Harian UHAMKA Prof. Dr. Herry Suhardiyanto, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta, Rektor Prof. Dr. Gunawan Suryoputro, M.Hum, para wakil Rektor, Direktur Sekolah Pascasarjana, Dekan, Senat dan Guru Besar serta sivitas akademika UHAMKA. Dalam kuliah perdana ini, Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah akan menyampaikan orasi ilmiah dihadapan ribuan mahasiswa dan sivitas akademika UHAMKA.

Dalam kegiatan kuliah perdana ini, terjalinnya kerjasama dengan melalui penandatanganan MoU dengan berbagai pihak, diantaranya BNI Syariah, Bank Baitulmaal Muamalat, BNI Syariah dan Telkom. Pada kesemapatan ini, UHAMKA mendapatkan bantuan oleh Bank Baitulmaal Muamalat penyaluran dana zakat berupa program beasiswa sarjana sebesar Rp. 368.000.000

Pada kuliah perdana tahun ini mengangkat tema “Wawasan Kebangsaan Generasi Muda di era Revolusi Industri 4.0 ’’Pada sambutan Rektor UHAMKA menyampaikan aspek-aspek kebangsaan kepada 5.332 mahasiswa baru” UHAMKA hadir sebagai salah satu tempat mencetak generasi muda yang siap mengabdi dan berbakti kepada ibu pertiwi”.  Ujarnya

Ditambahkannya lagi “UHAMKA tidak pernah pilih-pilih dalam menyiapkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas, ini sejalan dengan amanah persyarikatan Muhammadiyah dan UUD 1945 mencerdaskan kehidupan bangsa. Saat ini UHAMKA memiliki mahasiswa yang non muslim lebih kurang 5%, ada juga yang dari Papua, walaupun saat ini sedang terjadi unjuk rasa di Papua, UHAMKA selalu menerima dengan tangan terbuka saudara-saudara Papua untuk berkuliah di UHAMKA sebagai bentuk implementasi Bhineka Tunggal Ika. Hal tersebut dilakukan sebagai bukti bahwa UHAMKA ada untuk semua orang, semua golongan, dan semua agama sebagaimana landasan utama setiap gerak langkah nilai –nilai dasar yakni tauhid dan kebenaran Al-Qur’an serta Assunah”.

Muhammadiyah memiliki komitmen besar dalam mencerdaskan kehidupan bangsa tanpa pilih-pilah, saat ini Muhammadiyah memiliki lebih kurang 166 universitas muhammadiyah yang tersebar di seluruh Indonesia, sebentar lagi akan membangun universitas muhammadiyah di Malaysia, menyusul sekolah Muhammadiyah yang sudah dibangun dan berkembang di Australia Melbourne. Tadinya memang universitas muhammadiyah berjumlah 173 namun ada kebijakan Majelis Diktilitbang Muhammadiyah dimana sekolah tinggi dijadikan universitas. Khusus untuk Papua dan Asutralia rata-rata yang sekolah dan kuliah disana adalah saudara kita yang non muslim hampir 70% dan bahkan di Maumore 91% mahasiswanya non muslim, orang Papua kalau ditanya bapak ini orang apa, jawabannya saya non muslim tapi saya orang Muhammadiyah, ujar Rektor UHAMKA ini.

Selain itu, Rektor juga menambahkan mengingat  jumlah mahasiswa di UHAMKA terus meningkat, tentunya UHAMKA dalam hal ini selalu  berupaya meningkatkan pelayanan berupa pelayanan akademik maupun non akademik, salah satunya dengan melalui meningkatkan kualitas pengembangan sarana dan prasarana kampus.

sambutan Rektor UHAMKA Prof. Dr. Gunawan Suryoputro, M.Hum

Di kesemapatan yang sama, Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah dalam menyampaikan orasi ilmiahnya dengan penuh energi dan bersemangat dihadapan ribuan mahasiswa dan sivitas akademika UHAMKA, pemuda – pemuda pilihan Indonesia yang saat ini melanjutkan perjuangan dan cita – citanya ke jenjang perguruan tinggi, poisisi penting bagi pemuda sendir adalah untuk melihat nasib bangsa kedepan yang lebih baik, pemuda saat ini harus memiliki energi yang diorientasikan kepada sebuah cita – cita dengan melibatkan  mental, semangat, sikap dan perilaku yang positif. Ungkapnya.

“ Pemuda saat ini juga harus memutuskan peran bangsa Indonesia untuk terwujudnya eksistensi kemerdekaan Indonesia dan bertujuan melanjutkan tongkat estafet dengan mengetahui dan memahami sejarah bangsa indonesia. Demi memperebutkan kemerdekaan bangsa Indonesia, pemuda dituntut memiliki intelektual yang dimiliki dan didik oleh generasi muda.

Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah saat menyampaikan orasi

“ Berbagai isu yang menggoncang bangsa saat ini, tentu menyedot perhatian kita sebagai pemuda. Dimana dengan munculnya berbagai isu tersebut kita juga harus mempertimbangan perkembangan zaman yang mau tidak mau, terima atau tidak. Pada faktanya saat ini  generasi muda juga menghadapi revolusi industri 4.0 dimana dimasa ini kita akan djajah oleh ketidak berdayaan atau menang dengan menguasai zaman. Ujarnya

“ berstatus menjadi mahasiswa UHAMKA saat ini, dengan harapan para generasi muda ini dapat belajar mendalami pedoman al-islam, al-sunnah, kebangsaan dan kenegaraan. Karena dalam pedoman tersebut memiliki bekal untuk menciptkan jati diri dan tertanam  sebagi pejuang” .

 

 

 

 

 

Leave a Comment